Sabtu, 15 Desember 2012

REMEMBER WHEN


REMEMBER WHEN
Pagi yang sangat cerah. Kamis, 20 September 2008 recanaku untuk pindah ke kota Semarang telah terprogram dengan baik,. Dan pagi ini waktunya aku membereskan semua barang pribadi untuk dibawa pindah. Diwaktu aku membereskan buku buku, tak sengaja aku menemukan buku diary yang menceritakan aku dimasa SMA dulu. Buku sudah kusam, namun masih terbaca walau samar. Aku pun mulai membuka lembaran demi lembarannya. Sungguh ini sangat mengingatkan aku akan masa remajaku.
Dimasa SMA saat aku menginjak kelas 11, aku aktif dalam ekstrakulikuler Paskibra. Dan disaat aku sedang latihan baris berbaris, di ujung dekat koperasi sekolah ada seorang pria yang memerhatikan kami semua dalam latihan. Dan di waktu aku selesai berlatih dan beristirahat, tiba tiba seorang pria yang sejak tadi memperhatikan kami itu menghampiriku dan dia membawakan minuman dingin untukku.
Dia hanya bertanya “kamu capek?”
dan aku jawab “iya”.
Dan dia langsung menyodorkan minuman dingin untukku dan berkata “ini minuman untukmu”.
Dia tak berkata banyak. Lalu pergi begitu saja.  Sungguh aku tak kenal dia. Dalam hatiku bertanya banyak “siapa pria itu?” sungguh baik sekali. Hati ini bagaikan melayang diudara. Aku tak pernah diperhatikan oleh seorang pria sampai seperti ini.
Sesampai dirumah, di benakku masih terniang kejadian tadi siang. Jika diingat, dia manis,tampan,berpakaian rapih terlihat seperti anak baik baik.
Handphoneku pun berdering.
Nomor tak dikenal memanggil. Aku jawab dengan salam.
Dan dia pun menjawab salam. Lalu dia berbicara “I Love You” berkali kali.

Aku tak tau siapa dia. Tak hentinya dia bicara I Love You. Awalnya dia tak ingin mengaku dia siapa. Tapy aku terus mendesak. Dan akhirnya dia mengakui dirinya. Ternyata dia pria yang tadi siang itu, dan dia teman satu kelasku dimasa kelas 10. Jujur saja aku sontak sedikit kaget.  Bahkan aku tak mengenalinya saat kejadian siang itu.
Yaa dia Habieb siswa yang sering tak masuk kelas. Alfa saja hapir 1 bulan sendiri. Tpy tak disangka, dia bisa baik juga kepadaku. Dan tak disangka pula dia terlihat manis dan tampan pada siang itu.
Hari esoknya kami mengadakan Ulangan  Tengah Semester. Depan ruang kelasku ternyata kelas pria yang kemarin memberi aku minuman. Sebelum UTS dimulai, aku teringatnya. Aku pun mengirim pesan singkat melalui telephone genggam yang berisi bahwa kau pun suka dia. Aku rasa, pesan singkat itu bisa membuat dia bertambah semangat untuk mengerjakan soal UTS itu.
Dan 20 September 2008 kami saling menyatakan cinta.
Mungkin kalian anggap aku bodoh mau maunya berpacaran dengan seorang pria yg baru dikenal dan malas itu. Yaaa menurutku, suka dan cinta itu pada pandangan pertama.
Pulang sekolah, dia menjemputku di depan kelas. Kami pulang jalan bersama. Kami berbincang terbatah batah, tersipu malu. Namun perkenalan pertama itu tak mungkin aku lupakan.
Hari demi hari kami lewati bersama. Suka maupun duka kami rasakan bersama. Waktu terus berjalan. Tak terasa kami sudah menjalani hubungan 1 tahun. Kenaikan kelas pun tiba, dan kami dipersatukan dalam satu kelas kembali. Aku senang kami bisa satu kelas. Ini bisa menjadi penyemangat belajarku. Aku bisa melihat jelas perubahan pada dirinya, yang dia dulu malas kesekolah tetapi sejak kami satu kelas dia rajin berangkat kesekolah. Dan prestasi di kelas kami pun saling berkejaran.
Pada suatu hari,dia main kerumahku untuk bersilaturahmi. Orang tuaku berbincang bincang  dengannya. Tak lama habieb pulang dengan berpamitan.
Dan pada malam harinya, keluarga kecilku berkumpul. Tema perbincangan kali ini adalah membahas habieb. Orang tua ku tidak menyetujui hubungan kami. Aku disuruh menjauhinya. Aku tak tahu jelas apa alasan mereka. Ini sangat membuat aku kecewa. Menurutku hanya dia lah yang bisa mengerti aku. Hanya dia yang bisa menjadi penyemangat belajarku.
Mungkin aku belum cukup umur untuk mengenal arti tentang cinta lebih dalam, makanya orang tua ku melarang dengan sigap. Yaa.. aku hanya seorang ABG (Anak Baru Gede) yg masih polos dengan cinta. Namun aku masih ingin belajar banyak tentang cinta dengannya.
Dan atau mungkin ini yang terbaik untukku karna agar aku lebih fokus belajar untuk lulus SMA dan masuk universitas negri yang aku inginkan.
Entah lah aku tak tahu jelas.


Keesokan harinya aku berbincang dengan habieb di depan kelas. Aku sangat tidak yakin untuk bercerita tentang semalam. Aku takut membuat dia kecewa. Namun ini harus aku bicarakan dengannya. Aku mendekatinya dan duduk disampingnya yg sedang membaca buku komik Naruto Episode 4 yg ia pinjam di perpustakaan sekolah kemarin. Dengan perasaan gugup, takut dan gemetar, aku memberanikan diri untuk berbicara.
“Aku pengen bicara penting sama kamu! Tapy jawab pertanyaan aku dulu sebelumnya ya?” ,bicaraku gemetar.
“Ada apa yan? Tak biasanya kamu bicara seserius ini? Kamu pengen tanya apa?” tanyanya dengan santai.
“Setelah lulus ujian kamu mau lanjut kemana? Kuliah? Atau kerja?” basa basiku.
“Lulus juga belum yan. Tapy rencana aku akan pindah ke Solo dan melanjutkan kuliah disana.” Candanya namun serius.
“Kamu sukses ya. Aku pasti bakal rindu kamu nanti” bicaraku bijak dan sedih.
Dia kaget dan langsung menaruh komiknya dan menatapku tak biasa.
“kamu ini ngomong apa sih? Ada apa bicara seperti ini?”
“aku cuma mau fokus pada pelajaran sayang. Aku tak bermaksud buat kamu kecewa. Sungguh.” Jawabku
“aku ga masalah, yang penting kamu sukses nanti. Kalau jodoh, kita pasti di persatukan kembali bukan?”
Ini jawaban yang benar benar buat hatiku tenang.
Hari Kelulusan pun tiba. Aku bangga. Aku lulus dengan nilai yang sangat memusakan. Dan dia? Bagaimana dengan dia?
Aku dengan antusiasnya mencari daftar nama Habib.
Dan ya... dia dan aku ternyata memiliki nilai yg sangat tipis. Ini membuktikan bahwa jika kita benar benar fokus pada tujuan kita pasti tercapailah.
Dan aku mengerti kenapa orang tuaku melarang aku pacaran dahulu. Ini agar aku lebih fosuk kepada Ujian Nasional.
Setelah aku lulus dengan nilai memuaskan, yang pertama aku ingin berterimakasih adalah mamak ku. Iya.. karna dia yang ngotot banget untuk aku putus sama habib. Dan ngtotot banget supaya aku fokus belajar.
*Sendiri
Awalnya aku masih tak biasa menjalani sendiri. Dulu semasa pacaran kami sering melalukan kegiatan di sekolah berdua. Jajan di kanting berdua. Belajar berdua. Cerita berdua. Namun, ketika aku fokus pada satu tujuan untuk lulus SMA dahulu tanpa nya, semua itu bisa di capai.
Sungguh mencari seseorang yang sempurna sesuai ukuran hati itu sulit , bak mencari mutiara di dasar samudera
Ibarat mencari jarum di tumpukan jerami.
Mengapa kita terus mencari seseorang yang sempurna , sedangkan diri kita pun tak sempurna,
Masih begitu banyak hal yang harus di benahi
Sudah saatnya diri kita menundukan hati
Mengubah haulan hidup dan cara berfikir kita dengan bijak
Kita hadir di dunia ini bukan untuk mencari seseorang yang sempurna untuk di cintai,
Namun belajar mencintai seseorang yang menjadi pasangan hidup kita dengan cara yang sempurna
Andaikan pasangan kita belum baik, menurut ukuran hati kita
Belajarlah bersama, ajak dia agar bisa berbuat lebih baik
Andaikan pasangan kita belum nampak bersinar di mata kita... asahlah ..
Tuntun dan sinarilah pasangan kita dengan iman, ilmu dan akhlak mulia sehingga akan terbias cahaya nya yang benderang.
Kata-kata ini yang bikin aku sadar. Dan kini aku ingin meneruskan kuliah di Semarang. Bagiku Kota Semarang adalah kota yang indah, bersih,ramah, dan damai.
Tak sadar aku telah menghabiskan banyak waktu untuk membaca buku diary ini. Bergegas aku kembali membereskan buku-buku serta pakaian yang masih tertinggal di kamarku. Aku pasti rindu dengan kamar ini.
“De.. cepat ini sudah siang, kau harus berangkat ke kampus besok pagi” teriak mamakku.
Iya, dia sedikit bawel. Namun mungkin suara ini tidak akan terdengar lagi setelah aku  berada di kost ku.
Dengan gegasnya aku keluar kamar dan turun tangga. Dan ternyata mamakku sudah mempersiapkan bekal makanan nan istimewa di meja makan.
Dan ini masakan mamak pasti bakal aku kangenin juga.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Hardianti Dian Copyright © 2009 Cookiez is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template