REMEMBER WHEN
Pagi yang sangat cerah. Kamis, 20 September 2008 recanaku
untuk pindah ke kota Semarang telah terprogram dengan baik,. Dan pagi ini
waktunya aku membereskan semua barang pribadi untuk dibawa pindah. Diwaktu aku
membereskan buku buku, tak sengaja aku menemukan buku diary yang menceritakan
aku dimasa SMA dulu. Buku sudah kusam, namun masih terbaca walau samar. Aku pun
mulai membuka lembaran demi lembarannya. Sungguh ini sangat mengingatkan aku
akan masa remajaku.
Dimasa SMA saat aku menginjak kelas 11, aku aktif dalam
ekstrakulikuler Paskibra. Dan disaat aku sedang latihan baris berbaris, di
ujung dekat koperasi sekolah ada seorang pria yang memerhatikan kami semua
dalam latihan. Dan di waktu aku selesai berlatih dan beristirahat, tiba tiba
seorang pria yang sejak tadi memperhatikan kami itu menghampiriku dan dia
membawakan minuman dingin untukku.
Dia hanya bertanya “kamu capek?”
dan aku jawab “iya”.
Dan dia langsung menyodorkan minuman dingin untukku dan
berkata “ini minuman untukmu”.
Dia tak berkata banyak. Lalu pergi begitu saja. Sungguh aku tak kenal dia. Dalam hatiku
bertanya banyak “siapa pria itu?” sungguh baik sekali. Hati ini bagaikan
melayang diudara. Aku tak pernah diperhatikan oleh seorang pria sampai seperti
ini.
Sesampai dirumah, di benakku masih terniang kejadian tadi
siang. Jika diingat, dia manis,tampan,berpakaian rapih terlihat seperti anak
baik baik.
Handphoneku pun berdering.
Nomor tak dikenal memanggil. Aku
jawab dengan salam.
Dan dia pun menjawab salam. Lalu dia
berbicara “I Love You” berkali kali.
Aku tak tau siapa dia. Tak hentinya dia bicara I Love You. Awalnya dia tak ingin mengaku dia siapa. Tapy aku terus mendesak. Dan akhirnya dia mengakui dirinya. Ternyata dia pria yang tadi siang itu, dan dia teman satu kelasku dimasa kelas 10. Jujur saja aku sontak sedikit kaget. Bahkan aku tak mengenalinya saat kejadian siang itu.
Yaa dia Habieb siswa yang sering tak masuk kelas. Alfa saja
hapir 1 bulan sendiri. Tpy tak disangka, dia bisa baik juga kepadaku. Dan tak
disangka pula dia terlihat manis dan tampan pada siang itu.
Hari esoknya kami mengadakan Ulangan Tengah Semester. Depan ruang kelasku ternyata
kelas pria yang kemarin memberi aku minuman. Sebelum UTS dimulai, aku
teringatnya. Aku pun mengirim pesan singkat melalui telephone genggam yang
berisi bahwa kau pun suka dia. Aku rasa, pesan singkat itu bisa membuat dia
bertambah semangat untuk mengerjakan soal UTS itu.
Dan 20 September 2008 kami saling menyatakan cinta.
Mungkin kalian anggap aku bodoh mau maunya berpacaran dengan
seorang pria yg baru dikenal dan malas itu. Yaaa menurutku, suka dan cinta itu
pada pandangan pertama.
Pulang sekolah, dia menjemputku di depan kelas. Kami pulang
jalan bersama. Kami berbincang terbatah batah, tersipu malu. Namun perkenalan
pertama itu tak mungkin aku lupakan.
Hari demi hari kami lewati bersama. Suka maupun duka kami
rasakan bersama. Waktu terus berjalan. Tak terasa kami sudah menjalani hubungan
1 tahun. Kenaikan kelas pun tiba, dan kami dipersatukan dalam satu kelas
kembali. Aku senang kami bisa satu kelas. Ini bisa menjadi penyemangat
belajarku. Aku bisa melihat jelas perubahan pada dirinya, yang dia dulu malas
kesekolah tetapi sejak kami satu kelas dia rajin berangkat kesekolah. Dan
prestasi di kelas kami pun saling berkejaran.
Pada suatu hari,dia main kerumahku untuk bersilaturahmi.
Orang tuaku berbincang bincang
dengannya. Tak lama habieb pulang dengan berpamitan.
Dan pada malam harinya, keluarga kecilku berkumpul. Tema
perbincangan kali ini adalah membahas habieb. Orang tua ku tidak menyetujui
hubungan kami. Aku disuruh menjauhinya. Aku tak tahu jelas apa alasan mereka.
Ini sangat membuat aku kecewa. Menurutku hanya dia lah yang bisa mengerti aku.
Hanya dia yang bisa menjadi penyemangat belajarku.
Mungkin aku belum cukup umur untuk mengenal arti tentang
cinta lebih dalam, makanya orang tua ku melarang dengan sigap. Yaa.. aku hanya
seorang ABG (Anak Baru Gede) yg masih polos dengan cinta. Namun aku masih ingin
belajar banyak tentang cinta dengannya.
Dan atau mungkin ini yang terbaik untukku karna agar aku
lebih fokus belajar untuk lulus SMA dan masuk universitas negri yang aku
inginkan.
Entah lah aku tak tahu jelas.
Keesokan harinya aku berbincang dengan habieb di depan kelas.
Aku sangat tidak yakin untuk bercerita tentang semalam. Aku takut membuat dia
kecewa. Namun ini harus aku bicarakan dengannya. Aku mendekatinya dan duduk
disampingnya yg sedang membaca buku komik Naruto Episode 4 yg ia pinjam di
perpustakaan sekolah kemarin. Dengan perasaan gugup, takut dan gemetar, aku
memberanikan diri untuk berbicara.
“Aku pengen bicara penting sama kamu! Tapy jawab pertanyaan
aku dulu sebelumnya ya?” ,bicaraku gemetar.
“Ada apa yan? Tak biasanya kamu bicara seserius ini? Kamu pengen
tanya apa?” tanyanya dengan santai.
“Setelah lulus ujian kamu mau lanjut kemana? Kuliah? Atau kerja?”
basa basiku.
“Lulus juga belum yan. Tapy rencana aku akan pindah ke Solo
dan melanjutkan kuliah disana.” Candanya namun serius.
“Kamu sukses ya. Aku pasti bakal rindu kamu nanti” bicaraku
bijak dan sedih.
Dia kaget dan langsung menaruh komiknya dan menatapku tak
biasa.
“kamu ini ngomong apa sih? Ada apa bicara seperti ini?”
“aku cuma mau fokus pada pelajaran sayang. Aku tak bermaksud
buat kamu kecewa. Sungguh.” Jawabku
“aku ga masalah, yang penting kamu sukses nanti. Kalau jodoh,
kita pasti di persatukan kembali bukan?”
Ini jawaban yang benar benar buat hatiku tenang.
Hari Kelulusan pun tiba. Aku bangga. Aku lulus dengan nilai
yang sangat memusakan. Dan dia? Bagaimana dengan dia?
Aku dengan antusiasnya mencari daftar nama Habib.
Dan ya... dia dan aku ternyata memiliki nilai yg sangat
tipis. Ini membuktikan bahwa jika kita benar benar fokus pada tujuan kita pasti
tercapailah.
Dan aku mengerti kenapa orang tuaku melarang aku pacaran
dahulu. Ini agar aku lebih fosuk kepada Ujian Nasional.
Setelah aku lulus dengan nilai memuaskan, yang pertama aku
ingin berterimakasih adalah mamak ku. Iya.. karna dia yang ngotot banget untuk
aku putus sama habib. Dan ngtotot banget supaya aku fokus belajar.
*Sendiri
Awalnya aku masih tak biasa menjalani sendiri. Dulu semasa
pacaran kami sering melalukan kegiatan di sekolah berdua. Jajan di kanting
berdua. Belajar berdua. Cerita berdua. Namun, ketika aku fokus pada satu tujuan
untuk lulus SMA dahulu tanpa nya, semua itu bisa di capai.
Sungguh
mencari seseorang yang sempurna sesuai ukuran hati itu sulit , bak mencari
mutiara di dasar samudera
Ibarat
mencari jarum di tumpukan jerami.
Mengapa kita
terus mencari seseorang yang sempurna , sedangkan diri kita pun tak sempurna,
Masih begitu
banyak hal yang harus di benahi
Sudah saatnya
diri kita menundukan hati
Mengubah
haulan hidup dan cara berfikir kita dengan bijak
Kita hadir
di dunia ini bukan untuk mencari seseorang yang sempurna untuk di cintai,
Namun
belajar mencintai seseorang yang menjadi pasangan hidup kita dengan cara yang sempurna
Andaikan
pasangan kita belum baik, menurut ukuran hati kita
Belajarlah
bersama, ajak dia agar bisa berbuat lebih baik
Andaikan
pasangan kita belum nampak bersinar di mata kita... asahlah ..
Tuntun dan
sinarilah pasangan kita dengan iman, ilmu dan akhlak mulia sehingga akan
terbias cahaya nya yang benderang.
Kata-kata ini yang bikin aku sadar. Dan kini aku ingin
meneruskan kuliah di Semarang. Bagiku Kota Semarang adalah kota yang indah,
bersih,ramah, dan damai.
Tak sadar aku telah menghabiskan banyak waktu untuk membaca
buku diary ini. Bergegas aku kembali membereskan buku-buku serta pakaian yang
masih tertinggal di kamarku. Aku pasti rindu dengan kamar ini.
“De.. cepat ini sudah siang, kau harus berangkat ke kampus
besok pagi” teriak mamakku.
Iya, dia sedikit bawel. Namun mungkin suara ini tidak akan
terdengar lagi setelah aku berada di
kost ku.
Dengan gegasnya aku keluar kamar dan turun tangga. Dan
ternyata mamakku sudah mempersiapkan bekal makanan nan istimewa di meja makan.
Dan ini masakan mamak pasti bakal aku kangenin juga.
0 komentar:
Posting Komentar